Kunci Membangun Kepercayaan Diri Anak: Perhatian Tulus Orangtua
Ilustrasi orang tua menemani anak mengakses gadget agar menciptakan ruang digital aman dan nyaman bagi anak. (Dok. ANTARA). |
SUARANASIONAL.ID - Kepercayaan diri anak dapat tumbuh optimal jika orangtua memberikan perhatian yang tulus dan ruang bagi anak untuk mengekspresikan diri. Hal ini disampaikan oleh Sub-Koordinator Tim Profil Pelajar Pancasila Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI, Yulaika Ernawati, dalam webinar SidinaXKemendikdasmen: Strategi Efektif Untuk Orangtua dalam Penguatan Karakter Anak di Jakarta.
Menurut Yulaika, usia enam tahun menjadi momen penting bagi anak untuk mulai mengembangkan kecerdasan emosional dalam kehidupan sehari-hari. Dengan perhatian yang tepat, anak akan lebih percaya diri untuk menyampaikan pemikiran dan perasaan mereka, baik kepada orangtua maupun lingkungan sekitar.
“Dengan bimbingan yang tepat, anak akan merasa lebih percaya diri dalam menyampaikan apa yang mereka mau dan pikirkan, baik kepada orang tua maupun lingkungannya,” ujar Yulaika.
Yulaika menjelaskan, di era saat ini, orangtua tidak perlu bersikap terlalu kaku dalam mendidik anak. Sebaliknya, mereka perlu meluangkan waktu untuk memberikan perhatian kepada anak, terutama ketika anak berusaha meluapkan ekspresi atau perasaan mereka.
Meski sering kali orangtua disibukkan oleh berbagai aktivitas, Yulaika menekankan pentingnya menyempatkan waktu untuk mendengarkan cerita anak.
“Meski kita sedang sibuk, sempatkan waktu untuk mendengarkan mereka bercerita. Atau jika memang membutuhkan waktu sejenak, usahakan untuk memberikan perhatian kepada mereka hingga mereka mengerti dan tidak kecewa dengan sikap kita,” katanya.
Selain memberikan waktu, orangtua juga perlu memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaan mereka, baik dalam keadaan senang maupun kesal. Yulaika menekankan pentingnya orangtua bersikap terbuka tanpa langsung menghakimi atau memarahi anak.
“Orangtua perlu menunjukkan sikap terbuka dan tidak langsung menyalahkan atau memarahi. Misalnya, katakan, 'Kalau adik merasa bunda salah, sampaikan saja. Bunda tidak akan marah.' Sikap ini akan membangun kepercayaan anak untuk berbicara tanpa rasa takut,” jelasnya.
Dengan membiasakan sikap terbuka dan mendukung anak untuk berbicara, anak akan merasa dihargai. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan diri mereka.
Ketika anak merasa didengarkan dan mendapatkan ruang untuk mengekspresikan diri, mereka akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan terbuka terhadap lingkungan. Kebiasaan ini juga memupuk kemampuan anak untuk menyampaikan perasaan, bertanya, dan mengungkapkan pendapat mereka tanpa rasa malu.
“Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan penuh dengan perhatian, anak akan berkembang menjadi pribadi yang percaya diri dan mampu mengekspresikan perasaan mereka dimanapun mereka berada,” tutup Yulaika.
Dengan langkah-langkah sederhana seperti mendengarkan dengan tulus, memberikan ruang untuk berekspresi, serta bersikap terbuka, orangtua dapat membantu anak membangun kepercayaan diri yang positif dan mendukung perkembangan karakter mereka secara menyeluruh.