BERITA UPDATE
ADVERTISEMENT

Kabupaten Penajam Kembangkan Ekowisata Mangrove sebagai Laboratorium Alam

Kabupaten Penajam Kembangkan Ekowisata Mangrove sebagai Laboratorium Alam
Ekowisata hutan bakau di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. (Dok. ANTARA).

SUARANASIONAL.ID - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terus mendorong pengembangan hutan bakau (mangrove) di Kelurahan Kampung Baru menjadi destinasi ekowisata berbasis edukasi, yang disebut sebagai laboratorium alam.

Penjabat Bupati Penajam Paser Utara, Muhammad Zainal Arifin, menyampaikan bahwa upaya tersebut dilakukan untuk mendukung pelestarian ekosistem mangrove sekaligus meningkatkan potensi wisata daerah. "Kami sudah susun perencanaan pengembangan ekowisata hutan bakau jadi laboratorium alam, khususnya pelestarian mangrove," ujarnya di Penajam, Senin (30/12/2024).

Ekowisata mangrove di Kampung Baru diharapkan menjadi pusat edukasi yang memberikan wawasan bagi masyarakat dan pengunjung tentang keunikan ekosistem bakau. Menurut Zainal Arifin, keaslian spesies mangrove yang ada di kawasan ini memiliki nilai penting untuk dipelajari dan dijaga.

"Pengembangan ekowisata hutan mangrove menjadi wisata edukasi agar pengunjung bisa mengenal lebih dalam mengenai ekosistem bakau yang unik di Kabupaten Penajam Paser Utara," tambahnya.

Selain itu, kawasan ini juga diharapkan dapat menjadi ikon wisata edukasi yang mendukung peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Keberadaan mangrove yang alami, termasuk pohon-pohon bakau raksasa yang berusia ratusan tahun, menjadikan kawasan ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Ekowisata mangrove ini dirancang tidak hanya untuk edukasi, tetapi juga untuk berbagai kegiatan lain, seperti pertemuan, pemotretan pranikah (prewedding), dan aktivitas kreatif lainnya. "Di lokasi ekowisata hutan bakau bisa digunakan sebagai tempat pertemuan, bisa untuk pemotretan pranikah dan aktivitas lainnya," ujar Zainal Arifin.

Dengan kombinasi keindahan alam dan fungsi edukatif, ekowisata ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan menarik lebih banyak wisatawan ke wilayah Penajam Paser Utara.

Pemerintah daerah telah mengalokasikan dana sekitar Rp2 miliar untuk penataan kawasan ekowisata mangrove ini. Proses pembenahan ditargetkan selesai pada akhir Desember 2024. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat posisi Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai destinasi wisata yang berfokus pada konservasi alam dan pendidikan lingkungan.

Melalui pengembangan ini, Kabupaten Penajam Paser Utara tidak hanya berupaya menjaga ekosistem mangrove, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian alam.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT