Ilustrasi penggunaan AI (Dok. Ist) |
SuaraNasional - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) berkomitmen untuk mengembangkan kebijakan yang seimbang antara pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial (AI) dan pengelolaan risiko yang ditimbulkan.
Nezar, seorang pejabat Kemkomdigi mengungkapkan bahwa pemerintah berupaya mendorong inovasi teknologi AI sambil memastikan penerapannya tetap terkontrol dan aman.
Dengan penetrasi internet yang hampir mencapai 80 persen dari total populasi dan konektivitas yang meluas hingga 97 persen di kawasan permukiman, Indonesia berada dalam posisi yang menguntungkan untuk memanfaatkan potensi AI.
Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara optimal, memberikan manfaat, tetapi juga menghindari risiko yang bisa muncul.
"Kami mencoba untuk memaksimalkan manfaat AI dan meminimalkan risikonya. Ini adalah pendekatan pertama yang kami ambil," kata Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria dilansir dari Antara, Kamis (4/12/2024)
Sebagai langkah awal, Kemkomdigi telah merilis Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial, yang menetapkan pedoman penggunaan AI secara aman dan bertanggung jawab.
Dalam surat edaran tersebut, pentingnya aspek keamanan dalam pengembangan dan implementasi AI ditekankan, dengan fokus utama pada sektor-sektor kritikal seperti keuangan.
Pemerintah berusaha mengurangi potensi dampak negatif, seperti kesalahan data dan kerugian finansial yang mungkin timbul akibat aplikasi AI yang tidak terkontrol.
Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan norma yang jelas mengenai penggunaan AI tanpa menghambat inovasi teknologi yang berkembang pesat.
"Dengan regulasi yang dinamis dan perhatian terhadap pengembangan talenta digital, Indonesia bertekad untuk menjadi pemain yang aktif dalam ekosistem AI global," ujarnya.
Pemerintah Indonesia juga terus memantau perkembangan regulasi AI di negara-negara lain, seperti Eropa, Amerika Serikat, dan China, yang telah mulai mengatur penggunaan teknologi ini.
Nezar menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya ingin menjadi konsumen teknologi AI, tetapi juga berambisi menjadi pemain utama dalam industri AI di kawasan Asia.
Dengan kebijakan yang bijak dan regulasi yang hati-hati, Indonesia berharap dapat memanfaatkan AI untuk kemajuan berbagai sektor, tanpa mengabaikan potensi risiko yang perlu dikelola dengan cermat.
"Indonesia terus mengupayakan penguatan infrastruktur dan konektivitas untuk mendukung pengembangan teknologi AI. Salah satunya dengan membangun jaringan kabel optik dan pusat data nasional, serta terus berinovasi dalam bidang konektivitas," katanya.