BERITA UPDATE
ADVERTISEMENT

Apakah Bermain Hujan-Hujanan Membuat Anak Mudah Sakit? Ini Faktanya

Apakah Bermain Hujan-Hujanan Membuat Anak Mudah Sakit? Ini Faktanya
Ilustrasi - Dua anak mendorong motor saat banjir merendam Jalan Cipete Utara, Jakarta, Selasa (5/11/2024). (Dok. ANTARA)

SUARANASIONAL.ID - Ketika musim hujan tiba, pemandangan anak-anak bermain di bawah hujan sering kali menjadi hal yang lazim. Namun, banyak orang tua khawatir kebiasaan ini dapat menyebabkan anak-anak jatuh sakit. Apakah kekhawatiran tersebut beralasan?

Menurut dr. Ngabila Salama, seorang praktisi kesehatan masyarakat, aktivitas bermain hujan sebenarnya tidak secara langsung membuat anak mudah sakit. Penyebab utama penyakit adalah penurunan sistem imun atau masuknya kuman, bakteri, virus, atau jamur ke dalam tubuh.

“Yang membuat anak sakit itu jika imunitasnya turun ya,” jelas Ngabila saat diwawancarai di Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Ketika tubuh anak terpapar mikroorganisme penyebab penyakit, mereka dapat mengalami berbagai kondisi, seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), pneumonia, demam berdarah, diare, hepatitis A, leptospirosis, penyakit kulit, atau flu Singapura.

Meski tidak langsung menyebabkan sakit, bermain hujan-hujanan tetap memiliki risiko tertentu. Dr. Ngabila menyoroti bahaya dari genangan air yang kotor, seperti risiko tertusuk benda tajam, tergigit ular atau tikus (yang dapat menyebabkan leptospirosis), dan infeksi kulit.

“Jadi tidak hanya anak-anak, semua orang wajib menggunakan alas kaki,” tegasnya.

Untuk menjaga kesehatan anak, orang tua disarankan memberikan perhatian lebih terhadap nutrisi. Anak-anak perlu asupan makanan bergizi yang kaya akan vitamin dan mineral, seperti:

  • Sayur dan buah yang kaya air, seperti jeruk, semangka, timun, selada, dan brokoli.
  • Vitamin C dari jeruk, mangga, dan stroberi.
  • Vitamin D3 dari ikan laut (salmon, tuna, tongkol), susu, yogurt, dan keju.

Selain itu, kecukupan cairan juga penting untuk mencegah dehidrasi. “Anak sebaiknya segera minum tanpa harus menunggu haus,” tambah Ngabila. Pada anak usia balita, pemberian tablet penambah darah yang mengandung zat besi dan asam folat juga dapat membantu mencegah anemia.

Orang tua diimbau untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika gejala penyakit tidak membaik setelah perawatan di rumah selama 2–3 hari.

“Apabila penyakit sudah diobati selama dua sampai tiga hari di rumah dan telah melakukan deteksi dini tapi kondisi tidak membaik, segera rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat,” saran Ngabila.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT