Poster film Mariara Perjamuan Maut. (Dok. Google Image) |
SUARA NASIONAL - Setelah bertahun-tahun tertunda dan sempat dianggap hilang, film lokal yang mengangkat unsur budaya serta urban legend Minahasa, "Mariara", akhirnya siap tayang di bioskop pada 27 November 2024. Film horor yang menarik perhatian pencinta film Tanah Air ini menyuguhkan kisah penuh misteri yang berakar pada legenda setempat.
Produser film "Mariara", Merdy Rumintjap, mengajak para penonton untuk menyaksikan karya lokal ini. "Ayo saksikan film Mariara hanya di bioskop. Ini karya sineas lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan produksi industri perfilman nasional," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (26/11).
Film "Mariara Perjamuan Maut" mengambil latar cerita dari Sulawesi Utara, lebih tepatnya Minahasa. Mengangkat tema mistis, film ini berkisah tentang sebuah perjamuan syukuran yang diadakan oleh Kepala Desa Sabina untuk merayakan peneguhan dirinya sebagai pejabat terpilih.
Namun, suasana sukacita tersebut berubah tragis saat Sabina meninggal mendadak di tengah perjamuan. Kejadian tersebut membawa latar belakang tentang praktik ilmu hitam yang menjadi inti dari cerita film ini.
Film yang diproduksi oleh Gorango Picture ini melibatkan banyak pekerja film dari Sulawesi Utara. Sutradara Veldy Reynold dan produser Merdy Rumintjap memastikan bahwa semua elemen dalam film, mulai dari pemeran, penataan, hingga peralatan yang digunakan, sepenuhnya berasal dari konten lokal.
Beberapa aktor yang terlibat dalam film ini antara lain Leon Alexander sebagai David Torona, Servie Kamagi sebagai Marthen, Eric Dajoh sebagai Pendeta Edward, Yashinta Tetelepta sebagai Sarah, dan Mercy Lateka.
Meski mengalami banyak rintangan, terutama saat pandemi COVID-19 yang sempat menghambat proses produksinya, "Mariara" akhirnya dapat menyelesaikan proses produksinya dan siap disaksikan oleh penonton Indonesia pada akhir tahun 2024. Film ini telah diproduksi sejak 2018 dan memulai syuting pada 2019, namun sempat terhenti beberapa kali akibat berbagai kendala.
Dengan kehadiran "Mariara", produser berharap dapat memberikan warna baru dalam industri perfilman Indonesia, khususnya dalam genre horor yang belakangan ini semakin digemari. Merdy Rumintjap menegaskan bahwa meskipun film ini berasal dari daerah dengan budaya dan cerita lokal yang sangat kental, kualitasnya setara dengan produksi besar dari industri perfilman nasional.
Film ini menjadi bukti semangat sineas lokal untuk terus berkarya meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan. Dengan kualitas produksi yang dipadukan dengan cerita lokal yang kaya akan budaya, "Mariara" diharapkan dapat meraih perhatian dan apresiasi dari penonton Tanah Air.