Ilustrasi. Ibu hamil memerlukan zat gizi demi menjaga kesehatan kandungannya. |
SUARANASIONAL.ID - Penelitian yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen dari 641 ibu hamil yang diteliti pada usia kehamilan 15, 20, dan 33 minggu mengalami kekurangan zat besi, terutama pada trimester ketiga.
Menanggapi hal ini, pakar kesehatan seksual wanita dan dokter obgyn, Dr. Sherry Ross, memberikan beberapa kiat untuk meningkatkan penyerapan suplemen zat besi, terutama bagi ibu hamil yang mengalami anemia atau mengalami efek samping yang tidak nyaman.
Dr. Ross menyarankan agar pasien berkonsultasi dengan dokter mengenai bentuk zat besi yang paling sesuai untuk dikonsumsi selama kehamilan.
Dosis dan jenis zat besi yang dibutuhkan dapat bervariasi tergantung pada tingkat anemia yang dialami.
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, Dr. Ross merekomendasikan agar ibu hamil mengonsumsi suplemen zat besi bersamaan dengan suplemen vitamin C, karena vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi lebih efektif.
Selain itu, untuk mengatasi efek samping sembelit yang sering dialami, penggunaan suplemen pelunak tinja juga disarankan.
Dr. Ross juga menekankan pentingnya waktu konsumsi suplemen zat besi. Ia menyarankan agar ibu hamil mencoba mengonsumsi zat besi dalam keadaan perut kosong, yaitu satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan, untuk mencapai penyerapan yang maksimal.
Selain itu, hindari makanan dan minuman yang dapat mengganggu penyerapan zat besi, seperti susu, kopi, dan teh.
“Usahakan untuk tidak mengonsumsinya bersamaan dengan saat Anda mengonsumsi suplemen zat besi, tetapi Anda tidak perlu menghentikannya sama sekali,” ungkap Dr. Ross.
Secara umum, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi sekitar 27 miligram zat besi per hari, sesuai informasi dari Yale Medicine.
Kadar zat besi yang rendah dapat menyebabkan gejala anemia seperti kelelahan ekstrem, kelemahan, nyeri dada, detak jantung tidak teratur, serta tangan dan kaki dingin, sebagaimana dijelaskan oleh Mayo Clinic.
“Zat besi membantu pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah, yang menyediakan oksigen bagi bayi. Tanpa hemoglobin yang cukup, tubuh Anda dapat mengalami anemia,” kata Dr. Ross.
Melansir Pafipckabsumenep.org, kekurangan zat besi selama kehamilan dapat menyebabkan tantangan perkembangan jangka panjang bagi anak, serta meningkatkan risiko komplikasi seperti depresi pascapersalinan, pendarahan pascapersalinan, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan bayi yang berukuran kecil untuk usia kehamilannya.
Dr. Ross menyarankan untuk memeriksa kadar zat besi selama kunjungan awal pemeriksaan kehamilan di trimester pertama, dan sekali lagi saat pemeriksaan diabetes gestasional antara minggu ke-26 hingga minggu ke-28 kehamilan.
Kadar zat besi harus diperiksa lebih sering jika ibu hamil mengalami anemia.