Tpz6TpCiGfz9BSd6BUMlGUA5Gd==

Geliat Lou Mangku Awat Mencerdaskan Anak-anak Paser

Geliat Lou Mangku Awat Mencerdaskan Anak-anak Paser
Pendampingan calistung. (Dok.SM)

DERU suara motor bersahutan kemudian parkir di halaman sebuah rumah yang menjadi “markas” Rumah Cerdas Lou Mangku Awat di Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara atau lebih dikenal dengan IKN (Ibu Kota Nusantara). Motor yang dikendarai ibu-ibu yang membawa anak-anak mereka mengikuti lomba mendongeng, lomba menggambar dan berbagai kegiatan rumah cerdas.

“Rumah Cerdas Lou Mangku Awat menggelar pelbagai kegiatan seperti pendampingan calistung dan lomba mendongeng, bermain dan bernyanyi, lomba menggambar, PHBS, dan pelatihan kader rumah cerdas” papar Sri Murni, Ketua Pengabdi Universitas Indonesia saat berada di IKN pada 14 September 2024.

Nama Rumah Cerdas Lou Mangku Awat berlatar bahasa Paser yang artinya rumah cerdas untuk saling tolong menolong. Keberadaan rumah cerdas Lou Mangku Awat di Desa Wonosari tak lepas dari dukungan Kepala Desa, Kasiyono, yang menyambut baik kehadiran Tim Pengabdi Universitas Indonesia.

“Rumah cerdas kami selalu berupaya menanamkan nilai-nilai kerjasama, saling tolong menolong, toleransi dalam segala kegiatannya” ungkap Irhamni Rahman yang mendampingi Ketua Pengabdi UI sekaligus sebagai fasilitator.

Rumah Cerdas Paser
Dok. SM

Terlihat anak-anak mulai berdesakan masuk ruangan dan mencari posisi yang nyaman untuk duduk di lantai.  Beberapa anak terpancing keingintahuannya dengan mengambil beraneka buku dongeng yang telah disediakan oleh Universitas Indonesia.

Ada anak yang membaca buku dongeng dengan suara cukup keras, dan ada anak yang hanya melihat gambar-gambar menarik berwarna dari buku dongeng yang dipegangnya. Setelah suasana cukup kondusif untuk memulai acara lomba, maka anak-anak dikelompokkan untuk bisa bekerjasama.

“Penanaman nilai-nilai kerjasama dan kebersamaan mesti dimulai sejak dini. Salah satu tujuan kegiatan lomba menggambar adalah menanamkan kebersamaan di antara anak-anak dengan saling meminjam pensil warna pada saat menggambar. Selain juga memancing kreativitas anak melalui coretan dalam gambar” jelas Murni yang juga dosen Antropologi FISIP UI.

Seusai lomba menggambar, anak-anak juga ditantang untuk berani tampil mendongeng di hadapan teman-temannya setelah mereka selesai membaca buku dongeng pilihannya. Alhasil, anak-anak memilih mendongeng secara berdua, tidak sendirian.

Upaya anak-anak ini tetap perlu diapresiasi dan menjadi perhatian para penggerak literasi untuk meningkatkan kepercayaan diri pada anak-anak desa Wonosari. Apalagi kini wilayah ini sedikit banyak pasti merasakan imbas kepindahan ibukota negara dari DKI Jakarta ke IKN.

“Perlu banyak pihak terlibat untuk mempercepat peningkatan kualitas SDM di IKN, utamanya anak-anak yang kelak menjadi generasi paling merasakan imbas pembangunan IKN” pungkas Murni yang menginisiasi rumah cerdas mengakhiri wawancara.


(*Adv)

***
Dapatkan berita Indonesia terbaru viral 2025, update terkini hari ini dari media online SuaraNasional.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter