 |
| Ilustrasi. Maltodekstrin. |
SUARANASIONAL.ID - Belakangan ini, masyarakat dihebohkan oleh informasi yang beredar luas di media sosial yang mengaitkan kandungan maltodextrin dalam susu formula dengan meningkatnya kasus diabetes dan gagal ginjal pada anak. Namun, benarkah hal tersebut?
dr. Rosyanne Kushardina S.Gz Msi, seorang ahli gizi, menegaskan bahwa klaim yang menghubungkan maltodekstrin dengan penyakit ginjal dan diabetes pada anak adalah tidak benar.
"Tidak tepat maltodekstrin dikaitkan dengan peningkatan kandungan gula pada susu, dan menyebabkan gagal ginjal pada anak," ujarnya dalam diskusi kesehatan bersama Ngobras.
Apa itu Maltodekstrin?
Maltodekstrin sendiri adalah bahan tambahan pangan yang aman dan terbuat dari bahan alami seperti pati umbi-umbian, serealia, atau jagung.
Zat ini sering ditambahkan pada berbagai produk makanan dan minuman, bukan hanya susu formula, untuk berbagai tujuan seperti pengawet, penguat rasa, atau pengganti laktosa.
"Maltodekstrin sebenarnya hampir tidak memiliki rasa manis dan banyak digunakan sebagai pengganti laktosa pada produk susu untuk mereka yang intoleransi laktosa," jelas dr. Rosyanne.
Maltodekstrin dan kandungan gula
Penting untuk diingat bahwa keberadaan maltodekstrin dalam suatu produk tidak selalu berarti produk tersebut memiliki kandungan gula yang tinggi.
"Susu yang mengandung maltodekstrin tidak berarti memiliki kandungan gula lebih tinggi. Ini bisa kita cek pada label di kemasan," tegas dr. Rosyanne.
Lebih lanjut, dr. Rosyanne menjelaskan bahwa maltodekstrin jenis tertentu, yaitu maltodekstrin resistan, bahkan memiliki manfaat bagi kesehatan.
Zat ini dapat difermentasi di usus besar menjadi asam lemak rantai pendek yang bermanfaat bagi kesehatan mikrobiota usus dan dapat membantu menjaga tekanan darah serta meningkatkan rasa kenyang.
Disadur dari pafikabkulonprogo.org, dapat disimpulkan bahwa klaim yang mengaitkan maltodekstrin dengan penyakit ginjal dan diabetes pada anak adalah tidak berdasar.
Maltodekstrin adalah bahan tambahan pangan yang aman dan telah banyak digunakan dalam industri pangan.
Untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai suatu produk makanan, sebaiknya selalu perhatikan label nutrisi yang tertera pada kemasan.
