Ilustrasi. Literasi keuangan. |
SUARANASIONAL.ID – Minimnya pemahaman masyarakat tentang pengelolaan keuangan pribadi menjadi celah bagi maraknya praktik pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol) ilegal. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah korban pinjol ilegal terus meningkat, terutama di kalangan generasi muda.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap bahwa rendahnya literasi keuangan menjadi salah satu faktor utama tingginya angka korban pinjol ilegal.
Guru menjadi profesi yang paling banyak terjerat dalam perangkap pinjol ilegal, diikuti oleh mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Anggota Dewan Komisioner OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyoroti dampak buruk pinjol ilegal terhadap masa depan generasi muda.
"Jika generasi muda kita terjerat pinjol ilegal, maka cita-cita mereka untuk menjadi pemimpin bangsa akan sulit tercapai," ujar Friderica.
"Pinjol ilegal membuat generasi muda tidak bisa mengelola keuangannya, kemudian sulit hidupnya karena sudah masuk ke dalam catatan-catatan integritas keuangan yang akan menyulitkan masa depan mereka," lanjutnya.
DPR desak perketat aturan pinjol
Menanggapi maraknya kasus pinjol ilegal, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendesak OJK untuk memperketat aturan terkait pinjaman online. Ketua DPR, Puan Maharani, meminta OJK untuk lebih tegas dalam melindungi konsumen dari praktik-praktik yang merugikan.
Selain itu, DPR juga meminta agar ada batasan yang jelas terkait besaran pinjaman dan cara pembayaran bagi konsumen pinjol. Data OJK menunjukkan bahwa generasi muda menjadi kelompok terbesar yang menggunakan layanan pinjol.
Judi online merajalela, ancam kesejahteraan masyarakat
Sementara itu, judi online juga semakin marak dan mengancam kesejahteraan masyarakat. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat peningkatan yang signifikan pada nilai transaksi judi online. Data menunjukkan bahwa sebagian besar pemain judi online berasal dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.
Bahaya judi online tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada perekonomian negara. Kenaikan angka kemiskinan menjadi salah satu konsekuensi dari maraknya aktivitas judi online.
Solusi mengatasi masalah
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu meningkatkan literasi keuangan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Selain itu, penegakan hukum terhadap pelaku pinjol dan judi online ilegal harus diperkuat.
Penting bagi masyarakat untuk lebih cerdas dalam mengelola keuangan dan menghindari tawaran pinjaman yang tidak jelas. Dengan demikian, kita dapat memutus mata rantai kejahatan keuangan yang merugikan banyak pihak.