Koleksi Manuskrip Al-Qur’an Museum Gusjigang. (Dok. Web) |
SUARA NASIONAL - Kota Kudus merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang terkenal dengan keberadaan banyak santri.
Tidak hanya itu, kota ini juga memiliki banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Berbagai tempat wisata yang ada di Kota Kudus terdiri dari wisata edukasi, religi, alam, dan masih banyak lagi.
Museum Gusjigang Sebagai Wisata Edukasi Kota Kudus
Salah satu wisata edukasi yang terdapat di kota ini adalah Museum Gusjigang atau lebih dikenal dengan sebutan museum Jenang.
Baca juga: Kunjungi Jatikarma Brebes, Pengusaha Dedi Natadiningrat Siap Bantu Promosikan Wisata Lokal
Nama Gusjigang sendiri berasal dari kata "gus" yang berarti bagus, "ji" yang berarti ngaji, dan "gang" yang berarti dagang. Oleh karena itu, nama Gusjigang memiliki makna akhlak yang baik, pintar mengaji, dan pandai berdagang.
Filosofi tersebut terus berkembang hingga saat ini dan telah menjadi bagian dari pola pikir masyarakat Kudus dalam berwirausaha.
Bagi mereka, berdagang atau berbisnis tidak hanya sebatas urusan dunia semata, tetapi juga harus mencerminkan perilaku yang baik dan religius.
Oleh karena itu, hasil yang diperoleh dari usaha tersebut tidak hanya diukur dari aspek materi saja, melainkan juga dari nilai-nilai spiritual yang dijunjung tinggi.
Baca juga: 5 Objek Wisata Terbaik di Indonesia yang Bikin Rindu Liburan Terus, Salah Satunya Raja Ampat
Museum Gusjigang didirikan oleh Mubarokfood Cipta Delicia pada tahun 2016, sebuah pabrik yang memproduksi jenang di Kota Kudus.
Pabrik ini didirikan oleh Muhammad Hilmy, seorang pengusaha jenang yang merupakan pewaris dari keluarga pengusaha jenang yang berasal dari Garut, Jawa Barat. Perusahaan Mubarokfood Cipta Delicia telah berdiri selama lebih dari satu abad lamanya.
Museum Gusjigang sendiri merupakan museum yang berisi berbagai macam mengenai sejarah Kota Kudus, seperti sejarah tokoh Kota Kudus dan sejarah kebudayaan dan kesenian yang ada di Kota Kudus.
Koleksi-koleksi menarik tersimpan di museum Gusjigang, termasuk manuskrip kuno, lukisan kapal, ruang trilogi ukhuwah, dan miniatur Ka'bah.
Di samping itu, Museum Gusjigang juga memiliki Galeri Al-Qur’an yang menampilkan berbagai macam Al-Qur’an dengan bahan dan ukuran yang berbeda, termasuk Al-Qur’an dari bahan kertas kuno, Al-Qur’an kuno daun lontar, Al-Qur’an dari bahan kulit sapi, Alquran mini dari Istanbul, Turki, dan Alquran sampul pintu Ka'bah.
Baca juga: 10 Hotel di Jakarta Ini Posisinya Nyambung dengan Mall, Salah Satunya Grand Indonesia
Koleksi Manuskrip Al-Qur’an Museum Gusjigang
Museum Gusjigang di Kota Kudus tidak hanya menawarkan wisata menarik, tetapi juga memiliki nilai edukasi yang tinggi, terutama pada ruang galeri Al-Qur'an yang menyimpan koleksi manuskrip dari berbagai daerah di Indonesia.
Salah satu koleksi yang menarik adalah manuskrip Al-Qur'an 30 juz yang terbuat dari kulit sapi dengan berat mencapai 14,2 kg. Meskipun fisiknya terlihat tua, isi dari naskah ini masih terbaca dengan jelas.
Selain itu, museum ini juga memiliki koleksi manuskrip Al-Qur'an 30 juz dari bahan daun lontar yang langka dan unik, yang ditulis dengan pangutik, alat khusus logam jarum yang dipanaskan.
Ada juga manuskrip Al-Qur'an 30 juz berbahan kertas kuno dengan berat mencapai 8,2 Kg, dengan ciri khas dan hiasan iluminasi masing-masing yang berasal dari kolektor asal daerah di Jawa Timur.
Koleksi manuskrip Al-Qur'an di museum Gusjigang tidak hanya menarik dari segi fisiknya, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Koleksi ini didapat dari berbagai kolektor asal Salatiga, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.
Melalui koleksi-koleksi ini, Museum GusJigang berperan sebagai pusat pengajaran dan pengenalan sejarah dan kebudayaan Indonesia, serta meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya yang ada di Indonesia.
Penulis : Abdul Rahman Tsani, dkk. (Mahasiswa IAIN Kudus)